Minggu, 13 November 2011

sanguin tipe dalam diriku

Tipe melankolis sanguinis, begitulah yang dikatakan oleh teman yang aku temui di tipar, santolo garut. Tanpa banyak bertanya lagi aku langsung diam, tertawa kecil dalam hati mengingat mahasiswi calon psikologi ditebak kepribadiannya oleh anak teknik upi.

Selain itu, dia mengatakan aku orangnya detile, terencana, perfeksionis, dan ingin selalu diperhatikan oleh orang lain namun tidak mau memperhatikan orang lain, serta riwh atau sukri (suka riweh). Aku tercengang mendengar perkataannya itu “memang benar sekali tebakkannya” aku terdiam karena aku malu mengakuinya. "hehehe" aku hanya menunjukan senyum kecil sebagai isyarat bahwa tebakannya benar.

Selama ini memang aku selalu ingin selalu perfect dalam tugas maupun suatu rencana, aku lebih suka mengambil alih semuanya dari pada menunggu intruksi orang lain yang kadang-kadang tidak terencana dan sangat tidak masuk akal bagiku.

Dalam tugas kelompok? Aku lebih memilih mengerjakannya sendiri dari pada membaginya dengan tim sekelompoku, egoiskah aku? “mungkin, tapi itu lebih baik dari pada tugas yang mereka buat asal-asalan. Aku tidak suka itu.

“sukri”, itulah panggilan yang aku terima dari teman-temanku, aku memang gampang panic jika ada tugas yang belum aku mengerti, aku selalu panic ketika semua rencana yang telah aku susun secara sempurna harus terhambat, aku selalu panic ketika ada pemberitahuan atau informasi yang belum aku ketahui.

“Perfect” satu kata yang harus aku tebalin, aku perfect jika dalam mengerjakan tugas, dan dalam menyusun rencana. Namun “dalam hal pakaian?” jangan ditanya, ini sesuatu kebalikan, aku selalu berpakaian cuek yang penting enak dipakai, enak terlihat dan warnanya nyambung “jika baju panjang sampai atas lutut aku paling tidak suka menggunakan rok karena terlihat aneh, tetapi aku selalu menggabungkannya dengan celana jeans begitupun masalah warna”.

Selalu tersenyum dan tertawa, meskipun orang lain menyindir dan membenciku aku selalu tersenyum padanya, meskipun aku dihina namun aku selalu menganggap perkataannya merupakan bahan candaan bagiku. Karena itulah aku tidak pernah memiliki musuh terlalu lama, aku jarang sakit hati karena aku tidak pernah menganggapnya serius, aku jarang menangis karena aku selalu tertawa dan tersenyum.

Aku selalu berprinsip :

“Penyakit itu bukan ada pada orang lain, tetapi ada pada diri kita. Jika orang lain berbicara dengan nada tinggi pada kita jangan langsung marah karena bisa saja otak kita yang mempresepsikan salah, presepsikan saja orang itu berbicara biasa dengan nada yang biasa. Hati-hati otak kita dipengaruhi oleh perasaan hati kita. Maka kendalikanlah perasaan kita dan settinglah hati kita selalu dalam keadaan tenang dan bahagia dijamin emosi tidak akan pernah ada dalam kehidupan kita.”

Tipe sanguinis, gampang tersenyum, tidak mudah sakit hati, dan selalu riang. Itulah rencana jejak emas hidupku, kesan yang harus aku ukir, selau dan selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

boleh di coba

buruan daftar bakal dapat uang

Untung Beliung